KOMPAS.PAPUA, MULIA - Kabupaten Puncak Jaya, Papua, berubah dari zona hijau menjadi zona kuning setelah ditemukannya 8 kasus positif Covid-...
KOMPAS.PAPUA, MULIA - Kabupaten Puncak Jaya, Papua, berubah dari zona hijau menjadi zona kuning setelah ditemukannya 8 kasus positif Covid-19 di wilayah tersebut. Sebelumnya, Kabupaten Puncak Jaya menyandang status zona hijau karena berhasil mengendalikan kasus Covid-19 sejak pandemi ini mulai masuk di Papua.
Juru Bicara (Jubir) Penanganan Covid-19 Kabupaten Puncak Jaya, dr. H Muh. Nasir Ruki, S.SI, M.Kes, Apt, Sp. GK., ketika ditemui awak media di kediamannya pada Kamis (01/4/21), menjelaskan perkembangan dan grafik peningkatan kasus Covid-19 di Puncak Jaya.
"Perlu saya sampaikan bahwa ada beberapa suspect, namun belum bisa terekspos. Jumlah pasien yang terkonfirmasi Covid-19 yang saya terima berjumlah 8 orang, dengan catatan pasien yang dalam perawatan berjumlah 4 pasien, yang dirujuk 4 pasien. Adapun yang meninggal dunia tercatat 1 pasien," demikian beber dokter Nasir
Nasir menambahkan bahwa dengan adanya kasus meninggal dunia akibat Covid-19, kini kabupaten Puncak Jaya sudah bukan zona hijau seratus persen lagi. Hal tersebut senada dengan pernyataan Bupati Puncak Jaya, Dr. Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM saat Apel gabungan pada pekan lalu, Senin (29/3/21) yang menyebutkan sudah ada korban meninggal dunia dari PNS akibat Covid-19.
Dengan kondisi demikian, Nasir membeberkan bahwa jajaran RSUD Mulia melalui Direktur dr. Bearly Lokopessy, telah mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari tenaga kesehatan hingga perlengkapan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada pasien. Terutama beberapa pasien yang saat ini sedang dirawat di ruang isolasi khusus.
Nasir juga mengakui bahwa pihaknya sampai saat ini masih mengalami kendala dalam merujuk pasien Covid-19 terkonfirmasi ke Jayapura. Hal itu dikarenakan kemampuan beberapa RS rujukan di Jayapura sudah over kapasitas.
"Adapun informasi yang kami terima dari Rumah Sakit rujukan Provinsi, bahwa RS rujukan sudah tidak menerima lagi pasien rujukan. Oleh karena itu RS yang ada di masing-masing daerah diminta untuk lebih serius secara mandiri dalam menangani pasien yang terkonfirmasi" paparnya
Pada sisi lainnya, selain persoalan kapasitas, menurut Nasir, masih ada persoalan lain yang dihadapi yaitu terkait masalah pengiriman pasien rujukan. Sebagaimana hakk tersebut dikemukakan oleh Sem Palayukan selaku pihak Dinas Perhubungan. Ia mengakui bahwa untuk merujuk pasien masih menemui kendala penerbangan.
Menurut Nasir, penerbangan memang masih menjadi kendala sebagaimana terbukti satu pasien positif dengan gejala terkonfirmasi yang masih tertahan hingga saat ini dan belum dirujuk.
"Pihak maskapai memiliki prosedur ketat mulai dari harus tidak ada penumpang dalam pesawat itu. Serta pilot harus di Swab dan dikarantina setelah evakuasi. Pesawat juga harus disemprot/didesinfektan untuk sementara waktu harus grounded. Hal itu menjadi resiko bagi maskapai serta harus ijin dari manajemen mereka di pusat," ungkapnya.
Untuk itu Nasir menjelaskan bahwa berbagai upaya masih dan terus dilakukan dengan meminta masyarakat tetap optimis. Namun harus mengikuti aturan yang cukup memakan waktu dengan resiko yang serius bagi semua pihak.
Disisi lain, upaya preventif juga terus digalakkan oleh Dinas Kesehatan guna memutus mata rantai Covid-19 dengan mengadakan vaksinasi massal yang tengah berjalan.
"Vaksinasi yang telah dilakukan Kabupaten Puncak Jaya telah melewati tahap pertama, dengan jumlah 380 Nakes, dengan target 400 orang. Sasaran untuk tahap pertama ini adalah seluruh tenaga kesehatan di Puncak Jaya dan tahap kedua bagi pelayanan publik yang rencana pada April nanti," demikian beber Nasir
Dikatakannya bahwa vaksinasi merupakan bukti upaya serius Pemerintah untuk mengatasi pandemi covid-19 di daerahnya. Nasir juga mengatakan bahwa vaksinasi bertujuan untuk menguatkan kekebalan tubuh untuk menangkis virus covid-19.
Nasir juga membeberkan bahwasanya pihak vaksinator Dinas Kesehatan, melalui perwakilannya, Hadi Nugroho, juga menyebutkan bahwa animo publik untuk diimunisasi sangat tinggi. Prioritas pertama bagi Nakes menyebabkan persediaan vaksin Sinovac untuk Nakes sudah habis dan tersisa untuk vaksinasi kedua, dimana kasus pertama yang terjadi menyebabkan lonjakan peminat untuk divaksin meningkat.
Namun dalam waktu dekat, vaksin masih akan didatangkan untuk memenuhi kebutuhan kepada TNI/Polri, ASN dan masyarakat. Pengaturan akan dilakukan sesuai jadwal.
Menutup penjelasannya, dokter Nasir berharap masyarakat kabupaten Puncak Jaya terus waspada dan tetap mematuhi protokoler kesehatan.
"Saya menghimbau kepada masyarakat untuk terus waspada dan tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan serta menghindari kerumunan. Karena kita baru memulai perang dengan Covid-19," demikian tutup Jubir Covi-19 Kabupaten Puncak Jaya, dr. H Muh. Nasir Ruki, S.SI, M.Kes, Apt, Sp. GK. (Red-Humas PJ)
Juru Bicara (Jubir) Penanganan Covid-19 Kabupaten Puncak Jaya, dr. H Muh. Nasir Ruki, S.SI, M.Kes, Apt, Sp. GK., ketika ditemui awak media di kediamannya pada Kamis (01/4/21), menjelaskan perkembangan dan grafik peningkatan kasus Covid-19 di Puncak Jaya.
"Perlu saya sampaikan bahwa ada beberapa suspect, namun belum bisa terekspos. Jumlah pasien yang terkonfirmasi Covid-19 yang saya terima berjumlah 8 orang, dengan catatan pasien yang dalam perawatan berjumlah 4 pasien, yang dirujuk 4 pasien. Adapun yang meninggal dunia tercatat 1 pasien," demikian beber dokter Nasir
Nasir menambahkan bahwa dengan adanya kasus meninggal dunia akibat Covid-19, kini kabupaten Puncak Jaya sudah bukan zona hijau seratus persen lagi. Hal tersebut senada dengan pernyataan Bupati Puncak Jaya, Dr. Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM saat Apel gabungan pada pekan lalu, Senin (29/3/21) yang menyebutkan sudah ada korban meninggal dunia dari PNS akibat Covid-19.
Dengan kondisi demikian, Nasir membeberkan bahwa jajaran RSUD Mulia melalui Direktur dr. Bearly Lokopessy, telah mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari tenaga kesehatan hingga perlengkapan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada pasien. Terutama beberapa pasien yang saat ini sedang dirawat di ruang isolasi khusus.
Nasir juga mengakui bahwa pihaknya sampai saat ini masih mengalami kendala dalam merujuk pasien Covid-19 terkonfirmasi ke Jayapura. Hal itu dikarenakan kemampuan beberapa RS rujukan di Jayapura sudah over kapasitas.
"Adapun informasi yang kami terima dari Rumah Sakit rujukan Provinsi, bahwa RS rujukan sudah tidak menerima lagi pasien rujukan. Oleh karena itu RS yang ada di masing-masing daerah diminta untuk lebih serius secara mandiri dalam menangani pasien yang terkonfirmasi" paparnya
Pada sisi lainnya, selain persoalan kapasitas, menurut Nasir, masih ada persoalan lain yang dihadapi yaitu terkait masalah pengiriman pasien rujukan. Sebagaimana hakk tersebut dikemukakan oleh Sem Palayukan selaku pihak Dinas Perhubungan. Ia mengakui bahwa untuk merujuk pasien masih menemui kendala penerbangan.
Menurut Nasir, penerbangan memang masih menjadi kendala sebagaimana terbukti satu pasien positif dengan gejala terkonfirmasi yang masih tertahan hingga saat ini dan belum dirujuk.
"Pihak maskapai memiliki prosedur ketat mulai dari harus tidak ada penumpang dalam pesawat itu. Serta pilot harus di Swab dan dikarantina setelah evakuasi. Pesawat juga harus disemprot/didesinfektan untuk sementara waktu harus grounded. Hal itu menjadi resiko bagi maskapai serta harus ijin dari manajemen mereka di pusat," ungkapnya.
Untuk itu Nasir menjelaskan bahwa berbagai upaya masih dan terus dilakukan dengan meminta masyarakat tetap optimis. Namun harus mengikuti aturan yang cukup memakan waktu dengan resiko yang serius bagi semua pihak.
Disisi lain, upaya preventif juga terus digalakkan oleh Dinas Kesehatan guna memutus mata rantai Covid-19 dengan mengadakan vaksinasi massal yang tengah berjalan.
"Vaksinasi yang telah dilakukan Kabupaten Puncak Jaya telah melewati tahap pertama, dengan jumlah 380 Nakes, dengan target 400 orang. Sasaran untuk tahap pertama ini adalah seluruh tenaga kesehatan di Puncak Jaya dan tahap kedua bagi pelayanan publik yang rencana pada April nanti," demikian beber Nasir
Dikatakannya bahwa vaksinasi merupakan bukti upaya serius Pemerintah untuk mengatasi pandemi covid-19 di daerahnya. Nasir juga mengatakan bahwa vaksinasi bertujuan untuk menguatkan kekebalan tubuh untuk menangkis virus covid-19.
Nasir juga membeberkan bahwasanya pihak vaksinator Dinas Kesehatan, melalui perwakilannya, Hadi Nugroho, juga menyebutkan bahwa animo publik untuk diimunisasi sangat tinggi. Prioritas pertama bagi Nakes menyebabkan persediaan vaksin Sinovac untuk Nakes sudah habis dan tersisa untuk vaksinasi kedua, dimana kasus pertama yang terjadi menyebabkan lonjakan peminat untuk divaksin meningkat.
Namun dalam waktu dekat, vaksin masih akan didatangkan untuk memenuhi kebutuhan kepada TNI/Polri, ASN dan masyarakat. Pengaturan akan dilakukan sesuai jadwal.
Menutup penjelasannya, dokter Nasir berharap masyarakat kabupaten Puncak Jaya terus waspada dan tetap mematuhi protokoler kesehatan.
"Saya menghimbau kepada masyarakat untuk terus waspada dan tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan serta menghindari kerumunan. Karena kita baru memulai perang dengan Covid-19," demikian tutup Jubir Covi-19 Kabupaten Puncak Jaya, dr. H Muh. Nasir Ruki, S.SI, M.Kes, Apt, Sp. GK. (Red-Humas PJ)
No comments