KOMPAS.PAPUA - Mewakili Bupati Puncak Jaya, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra selaku Plh. Sekda Yahya, Wonerenggo, S.IP, melayat langsu...

KOMPAS.PAPUA - Mewakili Bupati Puncak Jaya, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra selaku Plh. Sekda Yahya, Wonerenggo, S.IP, melayat langsug ke rumah duka Almarhum Barnabas Telenggen yang berlokasi di Pruleme Mulia, pada Sabtu (6/3/21).
Pantauan awak media, tepat Pukul 11.30 WIT, rombongan Pemda Puncak Jaya tiba di rumah duka dan langsung diterima keluarga yang berduka. Tangis pilu sudah pecah sebelum rombongan memasuki halaman. Sejumlah keluarga nampak hanyut dengan tangis, sedangkan sanak keluarga laki-laki berdiri menyambut rombongan.
Turut hadir mendampingi Plh. Sekda ke rumah duka, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan, Esau Karoba, SP.d, Staf ahli Bupati, Ukkas, S.Sos, M. KP, Kadin Ketahanan Pangan, Yarien Wonda, A.Md, Kadisnaker, Opius Wonda, SE, M. KP, Kadistrik Mulia, Tekiles Wonda, SSTP, dan Kadistrik Pagaleme, Yotinus Wonda, SSTP.
Mewakili Bupati Pincak Jaya, Plh. Sekda menyampaikan rasa belasungkawa yang terdalam, serta ungkapan terima kasih atas dedikasi dan pengabdian Almarhum semasa hidupnya kepada keluarga.
Pihaknya juga mengisahkan dalam beberapa kesempatan, Almarhum tidak segan-segan tampil di baris terdepan sebagai pendukung kebijakan pemerintah daerah, bahkan pula tak gentar menyampaikan rasa keadilan bagi kesejahteraan masyarakat.
"Kematian adalah hal yang wajar, semua orang akan mengalami hal yang sama. Kami ucapkan terima kasih kepada keluarga besar dan kepada Bapa Almarhum yang telah menerima pemerintah, mengabdi dan membantu pemerintah dengan kontribusi yang besar. Kami juga turut berbelasungkawa atas meninggalnya beliau," ungkap Yahya selaku Plh Sekda Puncak Jaya.
Pihaknya berpesan agar keluarga mau menerima kematian almarhum dan tidak muncul pertanyaan - pertanyaan/masalah baru. Menurutnya kematian adalah sebuah keniscayaan bagi setiap manusia dan menjadi kodrat/Rencana dari Tuhan. Dirinya meminta kepada keluarga untuk mendoakan almarhum dan memohon kepada Tuhan.
Sebagai rasa belasungkawa, Bupati Puncak Jaya yang diwakili Plh. Sekda, juga memberikan bantuan duka sebesar 100 juta rupiah dan sembako duka berupa Beras, gula, garam, kopi, minyak goreng, dsb.
Adapun di rumah duka di Jayapura juga Bupati Puncak Jaya memberikan bantuan yang sama sebesar 100 juta berikut bama kepada keluarga disana. Sehingga total santunan sebesar Rp. 200 Juta bagi keperluan duka dan pemakaman Almarhum Barnabas Telenggen
"Kami harap bantuan ini dapat meringankan beban keluarga yang ada di Mulia/Jayapura dan dapat dipergunakan dengan semestinya. Bantuan ini tidak sebanding dengan jasa pengabdian almarhum selama hidup bagi Kabupaten ini. Biarlah Tuhan yang Maha Kuasa yang membalas dengan tempat yang layak disisiNya serta keluarga dapat berikan penghiburan," tutur Yahya dengan mata berkaca-kaca.
Dalam kesempatan itu pula Keluarga besar Wonerengga Telenggen, Enumbi Telenggen, Yoman Wonerengga dan Yoman Wonda juga menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Bupati dan jajaran Pemda Puncak Jaya yang memberikan bantuan dan memberi penghiburan bagi segenap keluarga. Keluarga juga mendoakan agar pimpinan senantiasa diberkati dalam segala aktivitas pelayanan.
Kendati pemakaman dilangsungkan di Jayapura, tetapi acara duka di Mulia tetap berjalan lancar dan khidmat. Semakin siang, keluarga dari berbagai tempat mulai berdatangan untuk menyampaikan rasa belasungkawanya.
Kematian itu sendiri bagi masyarakat dani (lani) adalah sebuah kehilangan besar yang secara adat kepercayaan adalah proses yang wajib dilakukan. Sebelum Injil Kristen masuk, setiap kematian harus dibayar dengan memotong salah satu ruas jari anggota keluarga sebagai ungkapan rasa kehilangan yang akan membekas selamanya.
Sekedar informasi bahwa Almarhum Barnabas Telenggen menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Jumat (5/3/21), Pukul 18.00 WIT di kota Jayapura, Papua.
Almarhum adalah salah satu Kepala Kampung Pruleme, sekaligus dikenal sebagai pejuang Pepera (tokoh yang dahulu menerima masuknya pemerintah) serta Tokoh masyarakat terpandang di Puncak Jaya. Pernah juga menjabat sebagai anggota DPRD,
Pantauan awak media ini, sebagai orang tua/sanak keluarga terkasih dari Ketua DPRD, Zakaria telenggen, anggota DPRD Sem Telenggen dan Kepala Dinas PUPR Yekki telenggen,SSTP sempat terjadi perbedaan pendapat terkait lokasi pemakaman untuk jenazah dikirim ke Mulia, namun akhirnya keluarga sepakat agar almarhum dikebumikan di Jayapura. (Red - Humas PJ)
Turut hadir mendampingi Plh. Sekda ke rumah duka, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan, Esau Karoba, SP.d, Staf ahli Bupati, Ukkas, S.Sos, M. KP, Kadin Ketahanan Pangan, Yarien Wonda, A.Md, Kadisnaker, Opius Wonda, SE, M. KP, Kadistrik Mulia, Tekiles Wonda, SSTP, dan Kadistrik Pagaleme, Yotinus Wonda, SSTP.
Mewakili Bupati Pincak Jaya, Plh. Sekda menyampaikan rasa belasungkawa yang terdalam, serta ungkapan terima kasih atas dedikasi dan pengabdian Almarhum semasa hidupnya kepada keluarga.
Pihaknya juga mengisahkan dalam beberapa kesempatan, Almarhum tidak segan-segan tampil di baris terdepan sebagai pendukung kebijakan pemerintah daerah, bahkan pula tak gentar menyampaikan rasa keadilan bagi kesejahteraan masyarakat.
"Kematian adalah hal yang wajar, semua orang akan mengalami hal yang sama. Kami ucapkan terima kasih kepada keluarga besar dan kepada Bapa Almarhum yang telah menerima pemerintah, mengabdi dan membantu pemerintah dengan kontribusi yang besar. Kami juga turut berbelasungkawa atas meninggalnya beliau," ungkap Yahya selaku Plh Sekda Puncak Jaya.
Pihaknya berpesan agar keluarga mau menerima kematian almarhum dan tidak muncul pertanyaan - pertanyaan/masalah baru. Menurutnya kematian adalah sebuah keniscayaan bagi setiap manusia dan menjadi kodrat/Rencana dari Tuhan. Dirinya meminta kepada keluarga untuk mendoakan almarhum dan memohon kepada Tuhan.
Sebagai rasa belasungkawa, Bupati Puncak Jaya yang diwakili Plh. Sekda, juga memberikan bantuan duka sebesar 100 juta rupiah dan sembako duka berupa Beras, gula, garam, kopi, minyak goreng, dsb.
Adapun di rumah duka di Jayapura juga Bupati Puncak Jaya memberikan bantuan yang sama sebesar 100 juta berikut bama kepada keluarga disana. Sehingga total santunan sebesar Rp. 200 Juta bagi keperluan duka dan pemakaman Almarhum Barnabas Telenggen
"Kami harap bantuan ini dapat meringankan beban keluarga yang ada di Mulia/Jayapura dan dapat dipergunakan dengan semestinya. Bantuan ini tidak sebanding dengan jasa pengabdian almarhum selama hidup bagi Kabupaten ini. Biarlah Tuhan yang Maha Kuasa yang membalas dengan tempat yang layak disisiNya serta keluarga dapat berikan penghiburan," tutur Yahya dengan mata berkaca-kaca.
Dalam kesempatan itu pula Keluarga besar Wonerengga Telenggen, Enumbi Telenggen, Yoman Wonerengga dan Yoman Wonda juga menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Bupati dan jajaran Pemda Puncak Jaya yang memberikan bantuan dan memberi penghiburan bagi segenap keluarga. Keluarga juga mendoakan agar pimpinan senantiasa diberkati dalam segala aktivitas pelayanan.
Kendati pemakaman dilangsungkan di Jayapura, tetapi acara duka di Mulia tetap berjalan lancar dan khidmat. Semakin siang, keluarga dari berbagai tempat mulai berdatangan untuk menyampaikan rasa belasungkawanya.
Kematian itu sendiri bagi masyarakat dani (lani) adalah sebuah kehilangan besar yang secara adat kepercayaan adalah proses yang wajib dilakukan. Sebelum Injil Kristen masuk, setiap kematian harus dibayar dengan memotong salah satu ruas jari anggota keluarga sebagai ungkapan rasa kehilangan yang akan membekas selamanya.
Sekedar informasi bahwa Almarhum Barnabas Telenggen menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Jumat (5/3/21), Pukul 18.00 WIT di kota Jayapura, Papua.
Almarhum adalah salah satu Kepala Kampung Pruleme, sekaligus dikenal sebagai pejuang Pepera (tokoh yang dahulu menerima masuknya pemerintah) serta Tokoh masyarakat terpandang di Puncak Jaya. Pernah juga menjabat sebagai anggota DPRD,
Pantauan awak media ini, sebagai orang tua/sanak keluarga terkasih dari Ketua DPRD, Zakaria telenggen, anggota DPRD Sem Telenggen dan Kepala Dinas PUPR Yekki telenggen,SSTP sempat terjadi perbedaan pendapat terkait lokasi pemakaman untuk jenazah dikirim ke Mulia, namun akhirnya keluarga sepakat agar almarhum dikebumikan di Jayapura. (Red - Humas PJ)
No comments