Page Nav

HIDE
GRID_STYLE
FALSE
FADE

Left Sidebar

TO-RIGHT

Breaking News

latest

Terkait Pengiriman Pasukan ke Papua, Sokratez Yoman bilang "Penguasa Indonesia Sedang Panik"

KOMPAS.PAPUA - Menanggapi gencarnya pengiriman pasukan TNI/Polri oleh Pemerintah Indonesia ke Papua, Dr. Socratez Yoman, MA., selaku Presid...


KOMPAS.PAPUA - Menanggapi gencarnya pengiriman pasukan TNI/Polri oleh Pemerintah Indonesia ke Papua, Dr. Socratez Yoman, MA., selaku Presiden Persekutuan Gereja-Gereja Baptis West Papua (PGBWP), menegaskan bahwa "Penguasa Indonesia sedang panik."

Demikian dituliskan Socratez dalam pesannya via Whatsapp kepada redaksi media KOMPAS.PAPUA, pada Rabu (10/03/2021). Dikatakannya pula bahwa penguasa Indonesia adalah kolonial primitif di era modern.

"Kepanikan penguasa Indonesia karena kegagalan diplomasi di tingkat global atau di level internasional," tulis Socratez.

Dalam menghadapi akar persoalan di Papua, Sokratez melihat ada empat kesalahan yang dilakukan Penguasa Indonesia, yakni: (1) Ketidakadilan, (2) Rasisme, (3) Kekerasan negara dan operasi militer menyebabkan pelanggaran berat HAM, dan (4) Persoalan status politik dalam wilayah Indonesia.

"Kepanikan dikalangan penguasa Indonesia karena tekanan solidaritas kemanusiaan dan dukungan moral dari komunitas internasional, maka penguasa Indonesia mengirim pasukan dalam jumlah besar ke West Papua untuk menekan orang asli Papua," ungkapnya.

Kendati demikian, menurut Socratez yang juga merupakan Pendiri serta Pengurus Anggota Dewan Gereja Papua (WPCC) ini mengatakan, walaupun ada tekanan dari kekuatan TNI-Polri, bagi rakyat dan bangsa West Papua telah memenangkan diplomasi internasional melalui wadah politik resmi ULMWP.

"Persoalan ketidakadilan, rasisme, pelanggaran berat HAM sudah menjadi persoalan yang berdimensi Internasional dan tidak lagi masalah internal Indonesia," tegasnya.

Menutup ulasannya, Sokratez mengusulkan solusi yang harus dilakukan, yaitu Pemerintah RI bersama ULMWP duduk dalam meja perundingan damai yang dimediasi pihak ketiga yang netral. Seperti contohnya RI-GAM di Helsinki pada 15 Agustus 200. (Red)

No comments