Pendeta Jupinus Wama (Paling Kanan) bersama dua rekannya KOMPAS.PAPUA - Jupinus Wama, seorang Pendeta dari Kampung Julukoma, Distrik Beoga...
Pendeta Jupinus Wama (Paling Kanan) bersama dua rekannya
KOMPAS.PAPUA - Jupinus Wama, seorang Pendeta dari Kampung Julukoma, Distrik Beoga, kabupaten Puncak, Papua, mengatakan bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah memperkosa gadis-gadis desa sehingga daerah Beoga menjadi 'hitam' karena ulah KKB tersebut.
KOMPAS.PAPUA - Jupinus Wama, seorang Pendeta dari Kampung Julukoma, Distrik Beoga, kabupaten Puncak, Papua, mengatakan bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah memperkosa gadis-gadis desa sehingga daerah Beoga menjadi 'hitam' karena ulah KKB tersebut.
Demikian pernyataan Pendeta Jupinus Wama tersebut sebagaimana disampaikan oleh Satgas Nemangkawi melalui keterangan pers tertulis serta video yang diterima detikcom, pada Sabtu (17/4/2021).
"Kami para Gembala (Gereja) su tidak dianggap lagi. Kampung kami (Beoga) su hitam karena mereka (KKB)," demikian tutur Pendeta Jupinus dalam rekaman video tersebut.
"Sekarang su aman, Bapak-bapak su datang, kita panggil kembali keluarga yang sudah hilang di hutan dan guru-guru," ujar Pendeta Jupinus.
Diketahui bahwa sebanyak 12 unit bangunan sekolah dibakar KKB di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak (sumber:ANTARA News Papua/HO-Humas Polsek Beoga)
"Kami para Gembala (Gereja) su tidak dianggap lagi. Kampung kami (Beoga) su hitam karena mereka (KKB)," demikian tutur Pendeta Jupinus dalam rekaman video tersebut.
Pendeta Jupinus menyebut "anak-anak perempuan mereka kasih hancur," yang artinya pemerkosaan KKB terhadap gadis-gadis desa. Selanjutnya, kondisi aman usai aparat TNI dan Polri datang:
"Masyarakat marah, tuan tanah marah, Tuhan marah. Kami semua su (sudah) marah sekarang. Mereka kasih hancur bukan hanya gedung sekolah saja, tapi kita punya anak-anak perempuan mereka kasih hancur. Kami su di rumah, rumah pun mereka kasih hancur," demikian tutur Pendeta Jupinus
Pendeta Jupinus mengatakan sesungguhnya sejumlah warga masih dirundung kekhawatiran akan kemunculan KKB. Kehadiran TNI-Polri membuat Pendeta Jupinus dan warga merasa aman.
"Sekarang su aman, Bapak-bapak su datang, kita panggil kembali keluarga yang sudah hilang di hutan dan guru-guru," ujar Pendeta Jupinus.
Pendeta Jupinus Wama yang juga merupakan seorang pegawai, turut mendampingi aparat TNI dan Polri dalam proses olah TKP di bangunan sekolah yang dibakar oleh kelompok KKB beberapa pekan lalu.
Diketahui bahwa sebanyak 12 unit bangunan sekolah dibakar KKB di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak (sumber:ANTARA News Papua/HO-Humas Polsek Beoga)
Disamping membakar bangunan sekolah, KKB juga membunuh dua orang guru serta merusak rumah warga asli, dan memperkosa anak-anak gadis warga yang berusia di bawah umur.
Pendeta Jupinus menyatakan sikapnya dengan tegas bahwa dirinya tidak dapat menoleransi perbuatan KKB yang tidak beradab tersebut.
Diketahui bahwa dalam sepekan terakhir, KKB telah menghilangkan 4 nyawa sekaligus. Pada hari Kamis (8/4/21), guru SD atas nama Oktavianus Rayo (43) tewas ditembak oleh KKB di Kampung Julukoma. Pada esok harinya, Jumat (9/4/21), satu lagi guru SMP bernama Yonathan Randen tewas ditembak KKB.
Selanjutnya seorang Tukang ojek bernama Udin (41 tahun) tewas diberondong peluru oleh KKB di Pasar Ilaga, pada hari Rabu (14/4/21). Dan terakhir pada hari Kamis (15/4/21), seorang pelajar SMA di Ilaga juga tewas ditembak KKB. (Red)
Simak Video pernyataan Pendeta Jupinus pada link ini:
No comments